Senin, 21 November 2022

GAMBARAN DIRI SEBAGAI GURU PENGGERAK DI MASA DEPAN

Oleh: Muhammad Fajri
CGP Angkatan 7

Setelah mengikuti serangkaian program guru penggerak, gambaran diri saya di masa depan adalah saya seorang guru yang memiliki nilai-nilai guru penggerak seperti berpihak pada siswa, mandiri, inovatif, kolaboratif, dan reflektif. Dari nilai-nilai tersebut, maka peran saya sebagai guru penggerak adalah sebagai berikut:

Berpihak pada Murid

Murid adalah segalanya. Sejatinya filosofi ini harus diilhami dengan baik oleh seorang pendidik, bahwa keberhasilan, kesuksesan dan kebahagian setinggi-tingginya seorang muridlah yang menjadi tolok ukur berhasilnya seorang pendidik. Maka untuk itu, perspektif pendekatan yang saya lakukan di dalam pendidikan dan pengajaran adalah bermuara pada murid. Apa yang mereka butuhkan, bukan apa yang saya tawarkan. Di sini, tentu saya harus fokus dan konsisten mengenal karakteristik, gaya belajar para peserta didik, menekuni dan melakukan assessment diagnostic yang terukur serta selalu terbiasa memuliakan para peserta didik bahwa sejatinya mereka semua adalah permata terpendam yang mana bila diasah dengan tepat guna akan menjadi permata yang amat bernilai harganya. Dan untuk itu pula, dalam menyaji pelajaran saya harus senantiasa mampu menyajikan pelajaran terdifferensiasi baik secara proses, konten dan produk.

Mandiri

Saya adalah guru yang mandiri, yaitu guru yang mampu memotivasi diri sendiri untuk melakukan perubahan baik untuk diri sendiri dan lingkungan sekitar. Sebagai seorang guru penggerak yang mandiri, saya harus menjadi independen dalam mengembangkan diri dan juga mampu memberdayakan teman sejawat, peserta didik dan lingkungan masyarakat baik di lingkungan kerja maupun domisili.
Nilai mandiri yang sudah saya miliki, sudah saya praktikkan dan tentu akan terus saya pertahankan selalu berupa aktif mengelola blog pendidikan milik pribadi di domain https://a86nx.blogspot.com/, terlibat dalam kepengurusan Pesantren Modern Al Falah Abu Lam U (tempat saya berkiprah sebagai pendidik), aktif membina relasi-relasi pendidikan yang produktif: Partner Schule PASCH Goethe Institut (Mitra Sekolah Menuju Masa Depan), Program Pesantren Binaan BI, Komunitas SMP-BP, menjadi Guru Pamong PPG Bahasa Inggris Univ. Bina Bangsa Get Sempena 2021 & 2022.

                        Terlibat sebagai Pamong PPG                         Salah satu kegiatan evaluasi PASCH Goethe

Inovatif

Tantangan zaman yang dari hari ke hari makin kompleks menantang setiap insan untuk menjadi inovatif. Dalam menjawab tantangan yang begini rupa, menjamdi inovatif merupakan prasyarat survival. Selaku pendidik yang hari ini diamanahkan sebagai top level pimpinan, saya harus melahirkan gagasan-gagasan brilian dalam menghadapi derasnya arus perkembangan zaman dan tantangan masa kini utamanya yang berkaitan dengan pendidikan. Dalam menjawab kebutuhan hadirnya guru-guru terampil nan ‘berkualitas’ di sekolah saya, saya menggagas MGMP tingkat satuan sekolah yang mana dengan gagasan ini mampu mendorong inisiatif kolaboratif untuk tumbuhnya pendidikan berkemajuan berasas gotong royong, kemajemukan, integrative, produktif dan massif. MGMP adalah wadah kunci pemberdayaan guru secara mandiri dan bermartabat di tengah-tengah krisis kebijakan, ekonomi dan berbagai tantangan lainnya. Di sisi lain, menjawab learning gap, atau bahkan learning loss di peserta didik ‘alumni covid’ saya menginisiasi praktik baik di sekolah atau yang saya sebut sebagai BEST DAILY PRACTICES. Program ini sangat sederhana, di sini warga sekolah diajak berselancar dari hari ke hari dimulai dengan:

v  Senin, semua elemen sekolah praktik puasa sunnah hari senin dan shalat dhuha,

v  Selasa dengan hari air (setiap warga sekolah membawa air-tentu dengan tumbler masing-masing demi mengurangi sampah), karena sejatinya selama proses belajar, para guru dan peserta didik harus mengkonsumsi minuman yang cukup agar tidak terjadi dehidrasi serta tentu pada hari ini kami mengajak sedekah air ke lingkungan sekitar dengan kampanye menyiram Bungan/tanaman di lingkungan sekolah – latihan peka lingkungan.

v  Rabu, kami mengajak semua elemen sekolah untuk memperkaya literasi. Minimal di hari ini, semua warga sekolah membaca dan memperoleh wawasan baru. Waktunya bias fleksibel, tidak ditetapkman waktu khusus mengingat rutin di sekolah kami. Tapi dibawa saja semangat bahwa Rabu hari mencari wawasan walaupun secuil, dengan membaca kita berdaya. Karena: Today’s reader, leader tomorrow. Pembaca hari ini, Pemimpin esok hari. Apa jadinya dunia ini, bila orang malas membaca?

v  Kamis, semua elemen sekolah praktik puasa sunnah hari senin dan shalat dhuha,

v  Jum’at, hari sedekah, bagi pelajar pria bias dengan membawa sedekah jumatan, atau dengan mentraktir teman yang kurang beruntung untuk sekedar jajan ringan. Bersedekah itu indah, membuka pintu bahagia.

v  Sabtu dengan pesan dan wasiat baik serta saling sapa warga di lingkungan sekolah. Di sini, idealnya warga sekolah saling berangkulan, maaf-maafan, saling meminta kerelaan dari perilaku selama sepekan di sekolah dan semoga segala amal selama sepekan di sekolah beroleh barakah dan ganjaran terbaik serta senantiasa jadi ilmu dan pengalaman yang bermanfaat.

 

Kolaboratif

We humans are social beings. Kita manusia adalah makhluk social dan untuk itu ‘kolaborasi’ adalah ruh social. Sebagai seorang individu dalam kontsruksi social saya tidak bias berlepas diri dari bekerjasama dengan orang lain. Tentu pihak yang paling harus proaktif dalam kolaborasi ini adalah saya pribadi. Bila saya tidak proaktif dalam berkolaborasi bagaimana pula respon dan penerimaan mitra dalam kolaborasi saya. Alhamdulillah saya punya nilai kolaboratif yang baik. Saya terlibat aktif dalam setiap kegiatan intra sekolah, baik dalam bentuk kepanitiaan formal maupun informal.

Di lingkup sekolah, saya membina relasi dan kolaborasi baik dan intens dengan semua stake holder dan warga sekolah. Saya kira kunci keberhasilan perwujudan cita pendidikan di sekolah adalah dengan hadirnya kolaborasi yang harmonis dengan semua elemen di sekolah.

Dalam rangka berkolaborasi, saya tidak saja berkolaborasi di tingkat lokal, sebagai bagian dari masyarakat global, saya juga membina kolaborasi pendidikan dengan unsur luar negeri. Hari ini saya masih intens bergerak di isu lingkungan bekerjasama dengan Ryukoku School Japan, dan mendorong para guru serta peserta didik di sekolah saya berperan dalam kampanye global di bawah inisiasi PASCH-Goethe Institut serta menerima kemitraan dari berbagai institusi lainnya.

 


Salah satu sesi zoom meeting bersama guru dan pelajar Ryukoku School, Jepang.
Santriwati Pesantren Al Falah Abu Lam U, ~ Binaan Muhammad Fajri (CGP Angkatan 7)

  


Berdiskusi Bersama Ibu Warih Wijayanti
Salah satu Tim Penulis Modul Coaching PGP

Reflektif

Nilai Reflektif layaknya adalah model mental yang diharapkan menubuh pada Guru Penggerak dimana mereka senantiasa memaknai pengalaman yang terjadi di sekelilingnya, baik yang terjadi pada diri sendiri maupun pihak lain secara positif-apresiatif-produktif. Aspek reflektif menjamdi hal utama dalam menyetir hidup dan kiprah saya selaku pendidik. Di sini, saya harus mampu mendayagunakan semua sumber sebagai pembelajaran penting dalam hidup saya maupun dalam meniti karir dan kiprah sebagai pendidik. Saya senantiasa melakukan habituasi diri terkait kegiatan-kegiatan reflektif, mana saja hal-hal positif yang bertumbuh dari saya dan mana pula hal-hal negative yang masih melekat dan harus saya koreksi serta harus menghilang dari pribadi saya baik secara individu merdeka maupun dalam kapasitas saya sebagai pendidik. Dan menjadi reflektif ini sangat membantu saya dalam menyikapi berbagai persoalan dan tantangan yang saya hadapi.

Demikian gambaran diri saya sebagai Guru Penggeraka Di Masa Depan. Guru Penggerak yang senantiasa Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan. Semoga senantiasa pula istiqamah, karena amalan baik yang barakah adalah amalan yang istiqamah.

(Ditulis sebagai pemenuhan tugas 1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2) 
 Aceh Besar, 21 November 2022.

 

 

Tidak ada komentar: