Oleh: Muhammad
Fajri
CGP Angkatan 7
Setelah
mengikuti serangkaian program guru penggerak, gambaran diri saya di masa depan
adalah saya seorang guru yang memiliki nilai-nilai guru penggerak seperti berpihak
pada siswa, mandiri, inovatif, kolaboratif, dan reflektif. Dari nilai-nilai
tersebut, maka peran saya sebagai guru penggerak adalah sebagai berikut:
Berpihak pada Murid
Murid
adalah segalanya. Sejatinya filosofi ini harus diilhami dengan baik oleh
seorang pendidik, bahwa keberhasilan, kesuksesan dan kebahagian
setinggi-tingginya seorang muridlah yang menjadi tolok ukur berhasilnya seorang
pendidik. Maka untuk itu, perspektif pendekatan yang saya lakukan di dalam
pendidikan dan pengajaran adalah bermuara pada murid. Apa yang mereka butuhkan,
bukan apa yang saya tawarkan. Di sini, tentu saya harus fokus dan konsisten
mengenal karakteristik, gaya belajar para peserta didik, menekuni dan melakukan
assessment diagnostic yang terukur serta selalu terbiasa memuliakan para
peserta didik bahwa sejatinya mereka semua adalah permata terpendam yang mana
bila diasah dengan tepat guna akan menjadi permata yang amat bernilai harganya.
Dan untuk itu pula, dalam menyaji pelajaran saya harus senantiasa mampu
menyajikan pelajaran terdifferensiasi baik secara proses, konten dan produk.
Mandiri
Saya
adalah guru yang mandiri, yaitu guru yang mampu memotivasi diri sendiri untuk
melakukan perubahan baik untuk diri sendiri dan lingkungan sekitar. Sebagai seorang
guru penggerak yang mandiri, saya harus menjadi independen dalam mengembangkan
diri dan juga mampu memberdayakan teman sejawat, peserta didik dan lingkungan
masyarakat baik di lingkungan kerja maupun domisili.
Nilai mandiri yang sudah saya miliki, sudah saya praktikkan dan tentu akan
terus saya pertahankan selalu berupa aktif mengelola blog pendidikan milik
pribadi di domain https://a86nx.blogspot.com/,
terlibat dalam kepengurusan Pesantren Modern Al Falah Abu Lam U (tempat saya
berkiprah sebagai pendidik), aktif membina relasi-relasi pendidikan yang
produktif: Partner Schule PASCH Goethe Institut (Mitra Sekolah Menuju Masa
Depan), Program Pesantren Binaan BI, Komunitas SMP-BP, menjadi Guru Pamong PPG
Bahasa Inggris Univ. Bina Bangsa Get Sempena 2021 & 2022.
Terlibat sebagai Pamong PPG Salah satu kegiatan evaluasi PASCH Goethe
Inovatif
Tantangan
zaman yang dari hari ke hari makin kompleks menantang setiap insan untuk
menjadi inovatif. Dalam menjawab tantangan yang begini rupa, menjamdi inovatif
merupakan prasyarat survival. Selaku pendidik yang hari ini diamanahkan sebagai
top level pimpinan, saya harus melahirkan gagasan-gagasan brilian dalam
menghadapi derasnya arus perkembangan zaman dan tantangan masa kini utamanya
yang berkaitan dengan pendidikan. Dalam menjawab kebutuhan hadirnya guru-guru
terampil nan ‘berkualitas’ di sekolah saya, saya menggagas MGMP tingkat satuan
sekolah yang mana dengan gagasan ini mampu mendorong inisiatif kolaboratif
untuk tumbuhnya pendidikan berkemajuan berasas gotong royong, kemajemukan, integrative,
produktif dan massif. MGMP adalah wadah kunci pemberdayaan guru secara mandiri
dan bermartabat di tengah-tengah krisis kebijakan, ekonomi dan berbagai
tantangan lainnya. Di sisi lain, menjawab learning gap, atau bahkan learning
loss di peserta didik ‘alumni covid’ saya menginisiasi praktik baik di sekolah
atau yang saya sebut sebagai BEST DAILY PRACTICES. Program ini sangat
sederhana, di sini warga sekolah diajak berselancar dari hari ke hari dimulai dengan:
v Senin,
semua elemen sekolah praktik puasa sunnah hari senin dan shalat dhuha,
v Selasa dengan
hari air (setiap warga sekolah membawa air-tentu dengan tumbler masing-masing
demi mengurangi sampah), karena sejatinya selama proses belajar, para guru dan
peserta didik harus mengkonsumsi minuman yang cukup agar tidak terjadi
dehidrasi serta tentu pada hari ini kami mengajak sedekah air ke lingkungan
sekitar dengan kampanye menyiram Bungan/tanaman di lingkungan sekolah – latihan
peka lingkungan.
v Rabu, kami
mengajak semua elemen sekolah untuk memperkaya literasi. Minimal di hari ini,
semua warga sekolah membaca dan memperoleh wawasan baru. Waktunya bias fleksibel,
tidak ditetapkman waktu khusus mengingat rutin di sekolah kami. Tapi dibawa
saja semangat bahwa Rabu hari mencari wawasan walaupun secuil, dengan membaca
kita berdaya. Karena: Today’s reader, leader tomorrow. Pembaca hari ini,
Pemimpin esok hari. Apa jadinya dunia ini, bila orang malas membaca?
v Kamis, semua
elemen sekolah praktik puasa sunnah hari senin dan shalat dhuha,
v Jum’at,
hari sedekah, bagi pelajar pria bias dengan membawa sedekah jumatan, atau
dengan mentraktir teman yang kurang beruntung untuk sekedar jajan ringan.
Bersedekah itu indah, membuka pintu bahagia.
v Sabtu
dengan pesan dan wasiat baik serta saling sapa warga di lingkungan sekolah. Di
sini, idealnya warga sekolah saling berangkulan, maaf-maafan, saling meminta
kerelaan dari perilaku selama sepekan di sekolah dan semoga segala amal selama
sepekan di sekolah beroleh barakah dan ganjaran terbaik serta senantiasa jadi
ilmu dan pengalaman yang bermanfaat.
Kolaboratif
We humans are social beings. Kita manusia adalah makhluk social
dan untuk itu ‘kolaborasi’ adalah ruh social. Sebagai seorang individu dalam
kontsruksi social saya tidak bias berlepas diri dari bekerjasama dengan orang
lain. Tentu pihak yang paling harus proaktif dalam kolaborasi ini adalah saya
pribadi. Bila saya tidak proaktif dalam berkolaborasi bagaimana pula respon dan
penerimaan mitra dalam kolaborasi saya. Alhamdulillah saya punya nilai kolaboratif
yang baik. Saya terlibat aktif dalam setiap kegiatan intra sekolah, baik dalam
bentuk kepanitiaan formal maupun informal.
Di
lingkup sekolah, saya membina relasi dan kolaborasi baik dan intens dengan semua
stake holder dan warga sekolah. Saya kira kunci keberhasilan perwujudan cita
pendidikan di sekolah adalah dengan hadirnya kolaborasi yang harmonis dengan
semua elemen di sekolah.
Dalam
rangka berkolaborasi, saya tidak saja berkolaborasi di tingkat lokal, sebagai
bagian dari masyarakat global, saya juga membina kolaborasi pendidikan dengan
unsur luar negeri. Hari ini saya masih intens bergerak di isu lingkungan
bekerjasama dengan Ryukoku School Japan, dan mendorong para guru serta peserta didik
di sekolah saya berperan dalam kampanye global di bawah inisiasi PASCH-Goethe
Institut serta menerima kemitraan dari berbagai institusi lainnya.
Santriwati Pesantren Al Falah Abu Lam U, ~ Binaan Muhammad Fajri (CGP Angkatan 7)
Reflektif
Nilai
Reflektif layaknya adalah model mental yang diharapkan menubuh pada Guru Penggerak
dimana mereka senantiasa memaknai pengalaman yang terjadi di sekelilingnya, baik
yang terjadi pada diri sendiri maupun pihak lain secara
positif-apresiatif-produktif. Aspek reflektif menjamdi hal utama dalam menyetir
hidup dan kiprah saya selaku pendidik. Di sini, saya harus mampu mendayagunakan
semua sumber sebagai pembelajaran penting dalam hidup saya maupun dalam meniti
karir dan kiprah sebagai pendidik. Saya senantiasa melakukan habituasi diri
terkait kegiatan-kegiatan reflektif, mana saja hal-hal positif yang bertumbuh
dari saya dan mana pula hal-hal negative yang masih melekat dan harus saya
koreksi serta harus menghilang dari pribadi saya baik secara individu merdeka
maupun dalam kapasitas saya sebagai pendidik. Dan menjadi reflektif ini sangat
membantu saya dalam menyikapi berbagai persoalan dan tantangan yang saya
hadapi.
Demikian gambaran diri saya sebagai Guru Penggeraka Di Masa Depan. Guru Penggerak yang senantiasa Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan. Semoga senantiasa pula istiqamah, karena amalan baik yang barakah adalah amalan yang istiqamah.
Aceh Besar, 21 November 2022.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar