Kamis, 10 November 2022

Mulai dari Diri Sendiri - Tugas Refleksi diri Modul 1.2. Guru Penggerak Angkatan 7

  

NAMA CGP: MUHAMMAD FAJRI, S.Pd.I
CGP-7 ACEH BESAR

 

 TUGAS 1. REFLEKSI


(Dok: November 2022, PGP Angkatan 7)





1.      Berdasarkan Trapesium Usia tersebut, berikut peristiwa positif dan negatif yang saya alami di sana?

 a.      Peristiwa positif:

Adapun peristiwa yang bernuansa positif yang saya alami adalah ketika pada kelas 6 MIN (saat berusia 12 tahun) saya dipercayakan untuk membantu mengajar adik-adik di TPA kemukiman sebagai ‘ustadz’ junior. Menariknya di sini, saya juga diberi jerih per pertemuan Rp. 150. Ini penghasilan perdana saya berprofesi sebagai ‘guru’ J

Pada periode kelas 6 MIN ini pula saya sudah sering mendapatkan penugasan (amanah) dari unsur sekolah; baik dari kepsek, wali kelas, dan para guru. Di fase kelas 5/6 saya dipercayakan mengurusi pengibaran bendera di sekolah, dan untuk tugas ini saya juga diberi jerih oleh Kepsek. Adapun dari hikmah jerih yang saya terima ini, saya peruntukkan untuk membeli barang-barang yang bermanfaat bagi saya utamanya buku-buku pelajaran.


b. Peristiwa Negatif:

Adapun peristiwa yang bernuansa negatif yang pernah saya alami adalah ketika saya mendapatkan satu hadiah juara kelas yang ‘ganjil’ pada saat saya kelas 8 SMP. Tak dinyana, sang wali kelas meminta teman yang kurang beruntung secara nilai pada pengumuman pembagian rapor untuk menampar saya di depan kelas. Wali kelas meminta 2 teman saya yang paling rendah nilainya untuk maju ke depan dan meminta keduanya untuk menampar saya. Pun kedua teman tersebut, yang pertama ragu menampar, tetapi kemudian tetap menampar saya dan saya termangu tidak berkata apa-apa atas perlakuan tersebut.

Sejenak dari kejadian tersebut, pada saat pembagian rapor usai, semua sudah menerima rapor, wali kelas pun mulai memberi wejangan dan salah satunya menasehati dan menghibur saya atas ‘hadiah ganjil’ yang diberi. Beliau menasehati bahwa permintaan ‘menampar’ saya itu adalah agar saya tidak jumawa sementang menjadi juara kelas. Juara kelas sejati adalah yang mampu mendorong semua teman sekelasnya juga mampu menjadi juara, kurang lebih nasehat singkat beliau demikian. Mendapat nasehat demikian membuat perasaan saya campuraduk, antara terima dan tidak terima. Tidak terima karena ditampar oleh teman yang tidak berprestasi dan orang yang susah diajak pada satu sisi, ‘harus menerima’ ditampar sebagai bentuk ‘membumi’ di lain sisi. Paradox memang. Tapi setelah lama berlalu dari kejadian itu dan menapaki tahapan kehidupan hingga ke hari ini, saya menyadari satu hal: tamparan itu menghantarkan saya menjadi pembelajar sepanjang hayat yang tak boleh sombong dan tentu harus selalu berbagi dan berbagi. Dan itu pula membuat saya menjatuhkan pilihan menjadi ‘GURU PENGGERAK’.

 

2.      Selain saya, siapa lagi yang terlibat di dalam masing-masing peristiwa tersebut?
Pada peristiwa positif, unsur-unsur lain yang terlibat: guru-guru saya di MIN (Ibu Suriyawati, Ibu Salmi, Ustadzah Khairun – selaku koor. TPA, adik-adik TPA dari kelas Iqra 1 s.d. 6.
 
Pada peristiwa negatif, unsur-unsur lain yang terlibat: Wali kelas saya di kelas 8 SMP; Ustadz Hinnada, teman yang menampar saya, ada 2 orang: Alamsyah dan Subhan, kedua nilai terendah di kelas. Serta anggota kelas 2 SMP waktu itu berjumlah 42 orang yang menyaksikan kejadian.


3. Berdasarkan Roda emosi Plutchik tersebut, dampak emasi yang berpengaruh terhadap pekembangan saya sebagai seorang guru adalah:

Dampak emosi yang saya rasakan hingga sekarang berdasarkan perkembangan saya berdasarkan tapesium usia adalah: saya sudah mulai percaya diri, bangga, termotivasi dan bahagia dengan menjadi seorang guru.

Hal ini terjadi karena saya telah menikmati setiap proses yang saya lalui hingga kini, dengan segala perjuangan, tantangan, dan rasa syukur hingga mampu membuat saya  terus semangat untuk mengembangkan kompetensi diri guna berusaha untuk terus menjadi layak sehingga mampu memberikan resonansi positif dan akhirnya mampu menggerakkan lingkungan saya untuk bisa bersinergi terus bergerak maju menyongsong masa depan yang lebih baik, selamat dan bahagia.

Dalam konteks peran saya sebagai seorang guru/pendidik, maka saya akan terus berusaha menjadi teladan bagi peserta didik saya untuk selalu optimis dalam belajar dengan mengembangkan kekuatan kodratnya. Sehingga peserta didik mampu memaknai perannya sebagai pemelajar yang merdeka, mandiri dan semangat untuk menggali dan mengembangkan potensinya.

 

4.      Mengapa momen yang terjadi di masa sekolah masih dapat saya rasakan dan masih dapat memengaruhi diri saya di masa sekarang?

Momen-momen di sekolah bagi saya selalu berelasi dengan masa kini, karena dari momen-momen itu saya membina pengetahuan dan merajut pengalaman-pengalaman berharga yang mengantarkan saya ke gerbang hari ini yang ternyata realita profesi keseharian saya tidak jauh dari dunia pendidikan. Persisnya dunia pendidikan yang paripurna berupa pesantren yang dulu saya bersekolah di sana dan kemudian mengabdi hingga kini dipercayakan sebagai ujung tombak pengelola. Ini sebuah milestone yang luar biasa dan tak terkira bagi saya pribadi. Dan momen-momen di sekolah tersebut menjadi bekal berharga bagi saya dalam mewujudkan diri menjadi seorang pendidik yang inspiratif dan menggerakkan.

 

5.      Pelajaran hidup apa yang saya peroleh dari kegiatan trapesium usia dan roda emosi, terkait peran saya sebagai guru terhadap peserta didik saya?

Pelajaran hidup yang saya dapati dari kegiatan trapezium usia dan roda emosi adalah saya memiliki 2 hal utama dalam hidup; percaya dan optimis. Percaya dan optimis pada setiap hal yang positif dan bertumbuh, bahwa setiap hari Allah itu pasti ada hal baik di dalamnya walaupun yang saya dapati darinya hanya sedikit, tetapi dari sedikit yang kita cicil berhari-hari, dari waktu ke waktu dengan istiqamah akan menjadi hal besar di kemudian hari. Untuk itu, saya percaya dan optimis dengan apa yang saya tekuni dan jalani hari-hari ini, menjadi pendidik sepenuh hati, mendidik diri dan anak generasi. Insya Allah.


6.      Bagaimana saya menuliskan nilai-nilai yang saya yakini sebagai seorang Guru, dalam 1 atau 2 kalimat menggunakan kata-kata: "guru", "murid", "belajar", "makna", "peran"?

Peranan seorang guru yang ikhlas dalam menuntun murid dalam proses belajar yang bermakna niscaya akan menghadirkan perubahan yang signifikan dalam system/kultur pendidikan Indonesia. Guru ikhlas adalah prasyarat pendidikan merdeka, guru yang terlepas dari emblem materi, politik dan syahwat dunia.

 

 

TUGAS 2. NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK

 

Peran seorang Guru Penggerak berarti membantu para peserta didik ini untuk mandiri dalam belajar, mampu memunculkan motivasi peserta didik untuk belajar, juga mendidik karakter peserta didik di sekolah. Agar mampu berperan sebagai pemimpin dengan prinsip kepemimpinan tersebut, maka kita harus mempu mengembangkan kompetensi kita terlebih dahulu sehingga Guru penggerak menjadi layak, cakap dan mahir sebagai pemimpin.

Selaku Guru penggerak, saya harus memiliki nilai/sifat kepemimpinan yang baik sesuai filosofi pemikiran KHD, sebagai pemimpin pembelajaran, guru penggerak harus memiliki 3 prinsip kepemimpinan, yaitu mampu menjadi teladan (ing ngarso sung tuloda), mempu menjadi pendukung dan membangkitkan motivasi (ing madyo mbangun karso), dan mampu memberi dorongan (Tut Wuri Handayani). Jika 3 prinsip kepemimpinan itu kita terapkan dan dikejawantahkan menjadi semangat Tergerak, Bergerak, dan Menggerakkan.

Guru penggerak yang mandiri, berarti saya sebagai guru tersebut mampu memunculkan motivasi internal untuk membuat perubahan baik untuk diri pribadi saya maupun lingkungan sekitar. Perilaku yang bisa dilakukan guru adalah mau melakukan refleksi dan introspeksi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Mau mendengar saran dan kritik dari pengawas, kepala sekolah, sesama guru dan peserta didik.

Guru Penggerak mampu senantiasa mendorong dirinya sendiri untuk melakukan aksi serta mengambil tanggung jawab atas segala hal yang terjadi pada dirinya.  Peran tersebut adalah:

ü  Menjadi Pemimpin Pembelajaran

ü  Mewujudkan Kepemimpinan Peserta didik

ü  Menggerakkan Komunitas Praktisi

ü  Menjadi Coach Bagi Guru Lain

ü  Mendorong Kolaborasi Antar Guru

ü  Mewujudkan Kepemimpinan Peserta didik


Semoga sedikit sharing ini bermanfaat bagi saya pribadi dan rekan-rekan pendidik di manapun berada. Salam pendidikan dan salam belajar merdeka!

 






Tidak ada komentar: